• Sobat blogger dimanapun kita berada. Kali ini saya coba membantu menampilkan catatan yang sudah lama sekali saya simpan dan saya gunakan sendiri mengenai penetasan dengan mesin.

Tentunya setelah saya tulis dalam blog ini menjadi bermanfaat untuk kita semua yang ingin mempelajari bagaimana cara menetaskan telur dengan mesin. Karena melalui pemahaman penetasan bisa membawa kita pada langkah-langkah usaha yang lebih besar lagi dalam dunia beternak.
Yang ingin meneruskan beternak  bebek tidak perlu lagi membeli anak bebek, atau yang ingin beternak ayam tak perlu beli anak ayam. Itu karena modal kita yang kecil-kecilan jadi harus extra putar otak.
Sedikit catatan teori ini bukanlah teori matematika dengan ilmu pastinya. Dan bukan juga ilmu yang mutlak harus diikuti. Hanya berharap menjadi acuan langkah dalam menetaskan. Bisa jadi teori ini mungkin berbeda untuk beberapa teori lainnya dalam pengaplikasiannya. Sebab teori ini muncul dari alat yang sederhana bukan dari peralatan yang sudah lengkap tinggal pencet dan semua akan bekerja otomatis. Begitu sebaliknya meskipun secara prinsip teori yang tepat akan menghasilkan hasil yang tepat. Jadi telaten, teliti, share dengan yang pernah melakukannya untuk disesuaikan dengan kondisi kita, dan terus belajar menghasilkan cara tersendiri itu jauh lebih baik.


Next, Jangan dilihat jorok fotonya ya sobat blogger tapi mesin tetas itu sudah menghasilkan ribun anak bebek/itik, entok, dan ayam lho. Dan memang seharusnya higienis sih. Tujuan saya tidak saya buat higienis untuk penelitian saya apakah hasil tetasan tetap aman dan tidak kena penyakit. Walhasil baik-baik saja, Hehee

Mesin tetas telur terdiri dari beberapa komponen sobat, beberapa komponen tersebut yang nantinya akan saling bekerja menciptakan suasana penetasan alami oleh induknya dan suhu tetas yang diinginkan untuk perkembangan telur. 
Siap siap untuk mendapatkan komponen dibawah ini ya. Komponen elektriknya mudah didapat ditoko kok asal mau bertanya.
Berikut komponen pendukungnya sobat

A. Box / lemari penetasan
Box / lemari penetasan sebagai tempat dimana telur akan diletakkan dan diberi suhu yang sesuai. Box / lemari dibuat dari bahan kayu baik papan/triplex tebal dan usuk sebagai kerangkanya. Tertutup dan rapat alias kedap udara masuk sob. Cara membuat kedap udara bisa di tempatkan guntingan ban dalam bekas antara rangka dan triplexnya. Udara hanya boleh keluar masuk dari ventilasi. Ini bertujuan agar tidak ada sirkulasi udara yang akan keluar atau masuk di dalam box yang nantinya akan mempengaruhi pencapaian suhu yang diinginkan secara stabil.


Box / lemari dilengkapi dengan 1 pintu, kaca pemantau perkembangan telur dan suhu, rak yang dibuat dari bahan reng kayu berbentuk persegi empat dan diberi waring/paranet tampak seperti nampan berlubang untuk menempatkan telur. Serta 1 buah ventilasi kecil pada sisi atas box / lemari.

B. Saklar otomatis
Saklar otomatis yang kita tempatkan di dalam box / lemari memiliki fungsi sebagai pengatur hidup matinya lampu pemanas. Ini mengingat suhu yang didaptkan dari panas lampu dalam ruang kedap udara sangat tinggi.
Cara kerja saklar otomatis adalah memutus aliran positif dari listrik dengan merenggangkan elemen yang bisa memuai ketika terkena panas sehingga tombol pada saklar pada posisi off, demikian sebaliknya
Elemen akan mengerut keika suhu dingin dalam ruangan penetasan sehingga saklar pada posisi on. Dan ini akan berpengaruh pada suhu yang diinginkan dalam penetasan telur.

C. Lampu
Lampu pada mesin penetasan dianjurkan dengan lampu bohlam 5-10 watt coklat dan dipasang sama rata supaya suhu panas yang didapat rata mengisi ruangan.

  • D. Baskom Air

Kenapa kita gunakan baskom air sob? Pada proses penetasan telur suhu dalam ruangan tidak lah lembab. Suhu dalam ruang yang dihasilkan oleh lampu hanyalah suhu panas. Sedangkan telur membutuhkan suhu yang tepat dan kelembapan yang cukup. Tanpa adanya air dalam ruang penetasan akan menyebabkan telur matang. Dimakan deh kaya diopen sob. Hahaaa. Jadi penting sekali adanya air didalam ruang penetasan agar telur tetap lembab dan embrio dapat berkembang memjadi calon anak itik, entok, atau ayam.

E. Thermometer
Termometer sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi/rendah suhu dalam ruangan. Betul sekali...
Thermometr kita tempatkan dalam ruangan penetaan agar kita tahu apakah suhu yang kita inginkan telah tecapai. Jika belum ya kita putar- putar lagi elemen saklar otomatisnya dan kita uji kembali dengan menyalakan lampu serta menutup box / lemari penetasan. Jika lampu mati pada suhu yang diiinginkan melaluia bantuan thermometer ini maka penetasan sudah bisa kita lakukan.

Sudah lengkap komponen yang yang harus ada dalam mesin penetasan maka kita beralih pada proses penetasannya. 
Jika kita melihat dan mengamati suhu pengeraman oleh induk ayam bahkan dengan cara kita beri termometer agar bisa kita aplikasikan ke mesin tetas yang lebih manual hanya saklarya yang otomatis maka akan didapatkan hasil yang berbeda. Tidak secara mutlak kita bisa membuat peniru hewan yang diciptakan Tuhan tersebut.
Kadang induk yang mengerami itupun masih menghasilkan tetasan yang jauh dari maksimal.
Jadi faktor perilaku dan external masih menjadi sesuatu yang harus kita pelajari. Namun keterbatasan kita saat ini yang menghalangi utuk mempelajarinya maka kita hanya bisa sekedar meniru.
Nah dari dasar itulah disini saya hanya menyampaikan suhu penetasan sesuai apa yang saya lakukan dengan mesin tetas buatan sendiri dan manual cara membolak baliknya.
Jika ada cara lain di tetangga sebelah mungkin faktor cuaca sekitar mendukung untuk penetasan dengan suhu yang tinggal atur dan telur berputar sendiriSekali lagi ini hanya masalah faktor external penentu suhu.

Proses penetasan untuk setiap jenis telur sangatlah berbeda.
Untuk telur ayam proses penetasan memerlukan waktu 21 hari dan ada yang lebih cepat
Dengan suhu 28 oC pada kira-kira 1-6 hari, 32/33 oC pada 7-14 hari, 35/36 oC pada 15-21 hari.
Untuk telur itik dan entok proses penetasan memerlukan waktu lebih lama dari ayam yaitu 31 hari. Pada tahap 1-6 hari pada level suhu 32/33 oC, pada hari ke 7-14 langsung di level suhu 34/35oC dan 15-31 hari suhu stabil di 36/37 oC

Metode diatas akan sangat bervariasi ketika jarak antara lampu sebagai pemanas, telur, dan air pengatur kelembapan memiliki jarak yang berbeda.
Bisa saja terjadi perkembangan embrio pada suhu 35/36 oC atau pada 37/38 oC karena penelitian dalam membuat mesin berbeda satu sama lainnya. Nah berapa ukuran ideal membuat mesin tetas? Mari kita temukan jawabannya pada kesempatan lain.

Untuk Tanda tanda perkembangan embrio dapat dilihat dengan cara diteropong jika setiap harinya muncul urat urat seperti akar menyebar berwarna merah dan semakin melebar menutupi seluruh dalam telur maka dianggap perkembangan embrio baik. 

Oh ya ada satu lagi khusus penetasan telur bebek atau entok ketika umur penetasan sudah melewati waktu saatnya menetas kadang ada beberapa telur yang tidak mampu menetas tapi terdengar bunyi dari dalam telur untuk dibantu penetasannya ya. Caranya di teropong pada bagian mana rongga udara berada kemudian retakkan pelan pelan lalu di kupas sedikit sedikit. Tapi stop pengupasannya ketika sudah setengah telur karena jika tali pusar pada bagian anus putus dari cangkang akan beresiko kematian. Jadi biarkan mengering sendiri.

Pengaturan ventilasi untuk dibuka  setengah pada umur 15 hari keatas lebih tepatnya 20 hari up atau optional sob selama dibutuhkan ditutup karena suhu diluar mesin terlalu dingin atau sebaliknya. Indikasi ini bisa dibaca dari saklar otomatis yang mati ataupun nyalanya terlalu cepat.

Penempatan air dalam baskom pada mesin penetasan mulai dari hari pertama telur akan ditetaskan. Dan jangan lupa untuk menambah volume air jika debit air dalam baskom berkurang.

Oke itu dulu artikel saya. Mengingatkan kembali ketelitian dalam proses menetaskan dengan mesin lebih utama. Bisa dibayangkan panas dalam mesin tetas hanya pada suhu 30 oC mampu mengeringkan sepatu basah dalam waktu semalam. Bagaimana dengan suhu dibawahnya atau diatasnya jika terjadi pada telur yang sedang kita tetaskan?? 
Jadi telitilah dan hasilkan caranya sendiri untuk melakukan penetasan. 

Demikian catatan ilmu secara keseluruhannya yang bisa saya bagikan ke sobat semua. Sekali lagi Jika ada yang berbeda pendapat tentang artikel ini itu sebuah hal yang membangun dan silahkan lakukan mana yang terbaik dengan caranya sendiri sendiri. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba. Sukses selalu di dunia budidaya dan beternak.