PEKALONGAN, Untuk membuka peluang usaha bagi mahasiswa setelah lulus kuliah, Universitas Pekalongan (Unikal) mengembangkan pelet azolla dalam budi daya ikan. Selain menjadi alternatif menciptakan lapangan pekerjaan, pelet atau makanan ikan tersebut dapat membantu petani ikan yang biasa membeli pakan dengan harga mahal.
Dekan Fakultas Perikanan Unikal Hadi Pranggono mengatakan, mahalnya harga pakan pabrikan membuat petani kelimpungan menjual hasil budi daya sehingga hal itu menjadi salah satu peluang usaha. Usaha yang bisa dimanfaatkan yakni membuat pelet yang berdaya saing, baik dari segi harga maupun kualitas serta memiliki keunggulan ramah lingkungan.
“Saat ini Universitas Pekalongan tengah mengembangkan pelet azolla yang memiliki kandungan protein sesuai kebutuhan ikan,” ujarnya, Selasa (6/12) lalu.
Dia menjelaskan, biasanya harga pakan kualitas sedang mencapai Rp. 12.000 per kilogram. Akan tetapi harga pelet azolla yang saat ini sedang dikembangkan diperkirakan 30% lebih murah karena terbuat dari bahan yang mudah didapat dan tidak memakan banyak biaya.

Menyehatkan
Dari penelitian yang dilakukannya, pelet azolla memiliki kandungan protein sebanyak 30%. Presentase kandungan protein tersebut sangat dibutuhkan ikan dalam masa pertumbuhan. Selain mengembangkan pelet azolla, pihaknya juga mencoba mengembangkan pelet dengan bahan lain seperti keong mas dan cacing tanah.
“Dengan bimbingan atau pendampingan yang dilakukan diharpkan mahasiswa mampu mengembangkan usaha di sektor perikanan,” ujarnya.
Dengan pembuatan pelet berbahan alami, diharapkan ikan yang dikonsumsi mampu menyehatkan manusia bukan sebaliknya. Bahan baku permbuatan pelet azolla mudah didapat karena biasanya nerada di lingkungan sekitar.
Pelet tersebut akan menjadi produk khas Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan yang mampu memberikan nilai tambah. Bahkan mahasiswa usai menyelesaikan studi dapat mengembangkan atau berinovasi membuat produk unggulan lainnya sendiri.
Untuk menarik minat pemuda dalam mengembangkan usaha perikanan, Unikal memberikan beasiswa.
Selain itu, pihaknya menginformasikan tenaga peyuluh di Indonesia saat ini hanya berjumlah 3.203 orang sehingga untuk mengembangkan perikanan diperkirakan ke depan dibutuhkan 15.350 tenaga penyuluh perikanan lagi.

(SUARA MERDEKA, 08-12-2011)