Pemeliharaan masa produksi diawali pada saat ayam telah mencapai umur 18 minggu. Pada saat itu ayam sudah mencapai fase kedewasaan. Kedewasaan ayam ini ditandai dengan suatu perubahan fisik dan perilaku yang sangat mencolok. Perubahan fisik yang nyata, terutama terjadi pada penampilan jengger dan pial yang nampak lebih besar, tebal dan berwarna merah, serta tubuh yang semakin berisi diselimuti bulu yang lengkap berwarna mengkilap. Adapun perubahan perilaku yang nyata ialah ayam mulai suka berkotek dan apabila didekati tidak menghindar, akan tetapi justru mendekat kepada peternak, mereka semakin jinak.

Perubahan fisik dan perilaku semacam itu merupakan akibat atau pengaruh dari perkembangan organ reproduksi yang semakin masak. Pada saat itu ayam mulai berproduksi. Awal produksi sebanyak 5% ini dicapai pada saat ayam umur 20-21 minggu, dan selanjutnya akan mengalami peningkatan terus sampai puncak produksi dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan. Kemudian, sedikit demi sedikit produksi mulai menurun. Namun, produksi ini akan berlangsung lebih dari 52 minggu.

Selama masa produksi, tuntutan hidup ayam berupa nutrisi, khususnya protein meningkat lebih tinggi daripada masa remaja. Tuntutan hidup ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan perawatan tubuh dan berproduksi. Jika tuntutan hidup ini tidak terpenuhi, maka ayam jenis unggul tidak akan dapat menampilkan keunggulanya. Oleh karena itu, selama masa produksi yang berlangsung minimal 52 minggu ini, peternak harus dapat memanfaatkan peluang tersebut, menyesuaikan dengan tuntutan hidup mereka, antara lain dengan memberikan ransum layer dengan kandungan nutrisi yang baik.

Untuk menjamin kesehatan dan produktivitas selama masa bertelur, ayam harus mendapat perlakuan dan pemeliharaan sebaik mungkin. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan masa produksi terutama adalah mengenai penyediaan kandang, pindah kandang, tata laksana pemberian makanan dan air minum, pengendalian penyakit dan sebagainya.